Jumat, 20 April 2012

Tentang Ranah Minang

Sumatera Barat atau dikenal juga dengan "Minangkabau" mempunyai luas 42.297,30 km2, terletak pada bagian tengah sebelah barat pulau Sumatera, dengan batas sebelah utara Propinsi Sumatera Utara, sebelah barat dengan Samudera India, sebelah Selatan dengan Bengkulu serta disebelah Timur dengan Propinsi Riau dan Jambi.  Sumatera Barat termasuk daerah beriklim tropis dengan temperatur rata-rata berkisar 260C - 310C pada daerah dataran rendah dan 200C - 240C pada daerah dataran tinggi.  Di samping itu, daerah ini hanya mengenal dua musim yaitu musim hujan antara bulan Oktober sampai dengan bulan Maret dan musim kemarau mulai dari April sampai dengan September. Sebagian wilayah Sumbar terdiri dari daerah pegunungan dan dataran tinggi yang terletak pada punggungan Bukit Barisan dan sebagian lagi merupakan dataran rendah dengan daerah pantai yang beraneka ragam coraknya.  Daerah Sumatera Barat mempunyai nilai-nilai budaya yang unik dan menarik. Kekayaan dan keindahan seni budaya Minangkabau tercermin dalam keanekaragaman seni tari, seni karawitan, seni ukiran, sulaman indah, pakaian adat dan berbagai upacara adat seperti upacara pengangkatan panghulu dan lain-lain.  Begitu pula dengan berbagai keseniannya yang menarik seperti tari pasambahan, tari indang, tari piring, tari payung, sendra tari Rambun Pamenan dan sebagainya. Juga berbagai macam instrumen yang menawan seperti talempong, saluang, bansi, rabab, gandang dan pupuik. Disamping itu berbagai bentuk seni budaya lainnya seperti seni ukiran kayu di Pandai Sikek, sulaman indah Nareh, Kubang dan Pandai Sikek, serta berjenis-jenis pakaian adat dari Luhak Agam, Luhak Tanah Datar, dan Luhak 50 Kota.

SEJARAH MINANGKABAU

Pada tahun 350 sebelum masehi, ada seorang raja bernama Iskandar Zulkarnain dengan kekuasaan mulai dari Yunani (Eropa) sampai ke Pakistan (Asia). Dia memiliki tiga orang putra dimana putra tertua berkuasa di Roma dan putra kedua di China. Sedangkan, putra bungsunya Sri Maharaja Diraja pergi berlayar ke selatan untuk menemukan daerah baru didampingi oleh seorang yang arif bijaksana bernama Cati Bilang Pandai.  Dalam pelayaran mereka mendapat kecelakaan dimana kapal mereka dihantam badai dan ombak besar. Mereka mencari tempat untuk berlabuh dan memperbaiki kapal. Dikejauhan, mereka melihat puncak Gunung Merapi yang terletak di ditengah-tengah Pulau Sumatera. Atas saran dari penasehatnya yang mengatakan bahwa daerah tersebut sangat subur dan baik untuk pertanian, maka Sri Maharaja mengarahkan perahunya menuju ke tempat tersebut. Kapal mereka mendarat pada suatu tempat, yang sekarang dikenal dengan nama Pariangan.  Setelah mendarat, Sri Maharaja Diraja mendirikan suatu kerajaan yang makin lama makin besar dan berkembang. Sewaktu Sri Maharaja Diraja wafat, kekuasaan dipegang oleh dua orang yaitu Datuak Katumanggungan yang memimpin Koto Piliang dan Datuak Parpatih memimpin Body Chaniago. Sedangkan Cati Bilang Pandai menjadi penasehat bagi keduanya.

WILAYAH MINANGKABAU

Wilayah Minangkabau dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu:

 1.   Minangkabau dari segi administratif

Maksudnya ditinjau dari segi administratif adalah Wilayah Minangkabau yang merupakan bagian dari Republik Indonesia yang dinamakan Sumatera Barat.

Daerah ini terletak disepanjang pantai barat pulau Sumatera bagian tengah yang membujur dari barat ke tenggara. Disebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Utara, sebelah Selatan dengan Propinsi Bengkulu, sebelah Barat dengan Samudera Hindia dan sebelah Timur dengan Propinsi Riau dan Jambi.
Awalnya, Sumatera Barat meliputi enam buah kotamadya dan delapan kabupaten, yaitu:

* Kotamadya Padang
* Kotamadya Padangpanjang
* Kotamadya Bukittinggi
* Kotamadya Payakumbuh
* Kotamadya Solok
* Kotamadya Sawahlunto
* Kabupaten Padang Pariaman
* Kabupaten Tanah Datar
* Kabupaten 50 Kota
* Kabupaten Agam
* Kabupaten Pasaman
* Kabupaten Pesisir Selatan
* Kabupaten Solok
* Kabupaten Sawahlunto Sijunjung

Daratan Sumatera Barat didiami oleh mayoritas suku Minangkabau yang termasuk golongan Dentro Melayu, sedangkan Kepulauan Mentawai didiami oleh suku bangsa Proto Melayu.

2.  Minangkabau dari segi Alam Minangkabau

Alam Minangkabau adalah suatu daerah di tengah pulau Perca, yang meliputi keresidenan Sumatera Barat, Kuantan dan Kampar Kiri. Ke utara sampai ke Sikilang Aie Bangieh (berbatas dengan keresidenan Tapanuli), ke timur sampai ke Taratak Aie Hitam, berbatas dengan Indragiri sampai ke Sipisau-pisau hanyuik, Durian di Takuk Raja, Tanjung Simalidu yaitu berbatas dengan Jambi dan ke Barat sampai ke Lawiek Nan Sadidih (Samudera Hindia).
Menurut Tambo, batas-batas daerah asli Minangkabau adalah sebelah selatan sampai ke riak nan badabuah (Negeri Bandar Sepuluh, sekarang Kabupaten Pesisir Selatan dan Kerinci). Sebelah timur sampai ke Durian di Takuk Raja (sekarang batas Sumatera Barat dengan Indragiri) sampai ke Muara Takuang Mudik (sekarang Alahan Panjang), sakaliliang gunuang Marapi, salingkuang gunuang Singgalang, saderetan gunuang Pasaman sampai ka Sikilang Aie Bangieh (sebelah barat) dan sampai ke Taratak Aie Hitam.

Dalam tambo berbahasa Minangkabau tertulis batas-batas daerah Minangkabau, yaitu:

...Nan saliliek gunuang Marapi, nan saedaran gunuang Pasaman. Dari sirangkak ka badangkang, sinan buayo putieh daguak, sampai ka pintu rajo hilieh, durian di takuak rajo, sipisau-pisau hanyuik sialang balantak basi, dakek aie babaliek mudiak. Sailiran batang bangkaweh, sampai ka ombak nan badabuah, hinggo lawiek nan sadidieh, sahinggo Sikilang Aie Bangieh. Pasisieh Banda Sapuluah, hinggo taratak aie hitam, sampai ka Tanjuang Samalidu.

Dalam pantun adat Minangkabau berbunyi:

Batambah laweh Minangkabau
saedaran Marapi jo Singgalang
salilik Batang Bangkaweh
sampai ka Luhak bapilin tigo
ombak badabua di tapi lawik
Pasisia banamo 'Rantau'
laweh daerah bukan kapalang
Sikilang jo Aie Bangieh
sampai Durian di Takuk Rajo
lalu sipisau-pisau hanyuik

Masuak Kurinci jo Kuantan
sampai ka ranah Batang Hari
Kampa Kiri jo Kampa Kanan
daerah rantau samo sakali

Berdasarkan hal di atas, maka daerah yang didiami oleh suku bangsa Minangkabau dapat dibedakan atas daerah asal (inti) yaitu Luhak dan daerah rantau. Daerah Luhak tersebut dibagi atas tiga macam, yaitu:

  1. Luhak Tanah Datar
  2. Luhak Agam
  3. Luhak 50 Kota

Sedangkan daerah rantau dapat dibedakan atas dua macam, yaitu: Daerah Rantau Pesisir (meliputi daerah pantai Sumatera). Daerah Rantau Pedalaman (meliputi daerah pedalaman Sumatera Barat seperti daerah Sijunjung dan Pasaman serta Pedalaman Luhak 50 Kota).

Luhak dibari ba panghulu
Rantau dibari barajo
Suku dibari bajunjuang
Alam dibari batampuak

Berdasarkan tambo Minangkabau itu juga dapat disimpulkan bahwa wilayah Minangkabau lama (alam Minangkabau) itu lebih luas dari wilayah propinsi Sumatera Barat yang sekarang. Waktu itu wilayahnya meliputi propinsi Sumatera Barat, Riau dan sebagian propinsi Jambi.

Minggu, 15 April 2012

cara menghubungkan postingan blog/web kita ke Twitter melalui twitterfeed

Twitter feed adalah layanan gratis yang memungkinkan anda untuk mengirimkan feed artikel anda secara otomatis ke social media yang anda miliki.  Dengan adanya twitter feed maka anda tidak perlu repot lagi melakukan update ataupun mengirimkan tweet secara manual ke akun Facebook dan Twitter anda sehingga Facebook dan Twitter anda akan otomatis ter-update artikel terbaru dengan sendirinya.
1.silahkan daftar dulu ke situs ini yaitu: http//twitterfeed.com




2. Klik Register Now. Masukkan alamat email, password dan ulang pasword lalu kode keamanan. dan  klik tombol Create Account.




3. Sekarang login sehingga anda masuk ke halaman New Feed.



4. Pada kolom Feed name : ketikkan judul feed anda.

Pada kolom Blog URL, ketikkan alamat url feed anda. Contoh pada WordPress/Blogspot http://namadomain.com/feed . Klik tulisan test rss feed untuk memastikan bahwa alamat url feed anda sudah benar. Jika url feed blog sudah ditemukan,, maka keluara tulisan Feed parsed ok. Lalu klik tombol Continue to Step 2.


5. Tampilan halaman Step 2 dari Twitter Feed.



6. Pada halaman 2 ini terdapat beberapa services yang disediakan oleh twitter feed yaitu service ke Twitter, Status Net, Hellotxt, Facebook dan Linkedin. Anda tentunya harus sudah punya akun di masing-masing service yang disediakan agar feed anda dapat terkirim ke service tersebut. Diasumsikan anda sudah mempunyai akun Twitter dan akun Facebook.


7. Klik pada tulisan Twitter untuk verifikasi akun Twitter. Anda akan dibawa ke halaman verifikasi akun Twitter.



 8. Klik tombol Authenticate Twitter.


 9. Masukkan username/email dan password akun Twitter anda. Lalu klik tombol Authorize app.


10. Pastikan nama akun Twitter anda muncul pada kolom Authenticated twitter Account.  Yang lain-lain tidak perlu anda rubah. lalu klik tombol Create Service.


11. Bila berhasil, maka keluar tulisan Service created success dan nama akun Twitter anda muncul pada kolom Active Services.


Naaah,,,,selesai sudah tutorial yang saya berikan,semoga dengan tutorial ini bisa membantu sobat blogger semua ,,nanti di postingan berikut nya akan saya sahare juga cara menghubungkan postingan blog/web kita ke Facebook melalui twitterfeed yang tak jauh beda dengan cara yang di atas,, :) good luck

Sabtu, 14 April 2012

sejarah rumah gadang mande rubiah

Rumah Gadang Mande Rubiah tempodulu

Rumah Gadang Mande Rubiah terletak di Kecamatan Lunang Silaut dengan jarak ± 157 Km dari Kota Painan, dan ±3,5 jam dari kota Padang. Objek Wisata Rumah Gadang Mande Rubiah diperkirakan sudah ada sejak abad ke 14. pendiriannya memiliki kaitan yang sangat erat dengan Kerajaan Pagaruyuang yang terletak di Batusangkar.

Konon dikisahkan ketika terjadi huru-hara di Kerajaan Pagaruyung seorang Putri Bundo Kandung yang bernama Putri Salasiah Pinang Masak melarikan diri dan kemudian membangun isatana di hilir Batang Lunang. Maka sesuai dengan kisah tersebut diyakini adaya keturunan Mande Rubiah di daerah ini. Latar belakang inilah yang kemudian menjadi daya tarik wisata budaya sehingga Rumah Gadang ini banyak dikunjungi para wisatawan. Dilakosi ini banyak terdapat peninggalan sejarah yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat, diantaranya Tanduak Binauang, Talua Garudo dan berbagai jenis keris.

Disamping itu, anda juga dapat melihat keunikan keuburan Cindua Mato dan Bundo Kanduang yang telah ada sejak dulunya. Apabila anda berada di lokasi ini, anda bisa berdialog langsung tentang sejarah Bundo Kanduang dengan seorang Mande yang mendiami rumah gadang tersebut yang dipercaya merupakan keturunan Bundo kanduang.

LEGENDA :Kerajaan Mande Rubiah
==============================
Kerajaan yang disebut-sebut sebagai pewaris tahta Bundo Kanduang yang dikenal sebagai Raja Perempuan Pagarruyung yang paling termasyhur dan melegenda di tengah-tengah masyarakat Minangkabau.

Hubungan antara dua kerajaan besar ini diungkapkan dalam Kaba Cindua Mato yang sama melegendanya dengan Bundo Kanduang. Menurut cerita rakyat Minangkabau itu, disaat terjadi pertempuran hebat antara Pagarruyung dengan Kerajaan Singiang-Ngiang (selama lebih kurang 23 tahun), Bundo Kanduang dengan beberapa pengikutnya mengirab (terbang) ke langit. Bahasa itu tentu hanyalah sebagai kiasan dari kenyataan yang sebenarnya bahwa Bundo Kanduang melarikan diri ke Nagari Lunang dan mendirikan sebuah kerajaan kecil di daerah itu. Untuk menyembunyikan identitasnya, Bundo Kanduang menukar namanya dengan Mande Rubiah, yang kata awal bahasa itu dalam bahasa Minangkabau memiliki makna yang sama.

Bundo Kanduang bagi banyak ahli sejarah tetap saja sebagai tokoh yang misterius keberadaannya. Hal ini bisa jadi karena Minangkabau sebelum Islam masuk ke daerah ini tidak mengenal tradisi menulis, sehingga sejarah hanya diwariskan secara lisan dari mulut kemulut. Tidak hanya itu, tetapi sejarah pun dibungkus dalam bentuk cerita yang disebut di Ranah Minang sebagai Kaba. Berbagai kisah semisal asal keturunan Minangkabau dari Iskandar Zulkarnain (Alexander Agung). Dalam Tambo Minangkabau disebutkan bahwa Iskandar Zulkarnain memiliki tiga orang anak laki-laki. Ketiga orang anak ini adalah Maharaja Alif, Maharaja Dipang dan Maharaja Diraja. Anak Iskandar Zulkarnain yang terakhir ini datang kedaratan Minangkabau sewaktu Gunung Marapi masih sebesar telur itik. Maharaja Diraja inilah yang kemudian dipercayai sebagai nenek moyang orang Minangkabau.

Di Lunang juga terdapat komplek makam Bundo Kanduang, Dang Tuanku, Puti Bungsu, Cindua Mato dan beberapa pengikutnya. Kuburan Bundo Kanduang, Dang Tuanku, Puti Bungsu dan beberapa orang pengikutnya terletak dalam satu komplek. Sementara itu kuburan Cindua Mato terpisah hampir satu kilometer dari komplek makam Bundo Kanduang. Entah mengapa makam Cindua Mato terpisah dari komplek makam yang Bundo Kanduang, yang penting semua makam manusia-manusia yang sering dijumpai dalam mitos Minangkabau itu sama-sama dikeramatkan.

Yang juga sangat menarik bagi pengunjung adalah nisan-nisan di setiap kuburan itu yang unik. Nisan yang tidak biasanya dijumpai di Minangkabau itu khabarnya didatangkan dari Aceh, makanya orang-orang setempat juga menyebutnya sebagai Nisan Aceh. Bentuk nisan itu seperti penggada Bima yang sering dijumpai di film-film. Mempunyai ukiran yang tidak terpikirkan oleh manusia sekarang bagaimana cara orang-orang dimasa ratusan tahun lalu itu membuatnya.

Bundo Kanduang, yang kemudian berganti nama menjadi Mande Rubiah, sampai sekarang tahta kebesarannya masih berlanjut hingga Mande Rubiah VII. Keberadaan Mande Rubiah sebagai penerus kebesaran Bundo Kanduang diakui di tengah-tengah masyarakat tidak hanya di Nagari Lunang, akan tetapi sampai ke daerah-daerah yang pernah dipengaruhi oleh kekuasaan Minangkabau seperti Indopuro, Muko-Muko (Bengkulu), Jambi, dan Palembang. Bahkan sampai sekarang masih ada masyarakat dari Air Bangis, yang mencari nenek moyang mereka ke Nagari Lunang.

Mande Rubiah VII, sebagai pewaris tahta Bundo Kanduang menjadi pemimpin bagi masyarakat, tidak hanya secara simbolik tapi berlaku dalam berbagai kegiatan adat, agama, bahkan pemerintahan. Dalam tataran adat, Mande Rubiah VII yang melantik atau mensyahkan penghulu nan salapan (pimpinan adat). Selain itu Mande Rubiah VII juga memberikan keputusan akhir tentang apa yang dimusyawarahkan oleh pimpinan adat. Bila Mande Rubiah VII setuju makakeputusan berlaku, bila keputusan itu kurang berkenan di hati Mande Rubiah VII, maka keputusan harus ditinjau ulang kembali.

Jejak-jejak sejarah yang ditinggalkan Bundo Kanduang di Kerajaan Mande Rubiah, selain peninggalan-peninggalan kuno yang ada di istana seperti; manuskrip, senjata-senjata, dan alat-alat rumah tangga kerajaan yang telah berusia ratusan tahun, di sekitar komplek Istana Mande Rubiah juga dapat ditemukan kuburan para tokoh yang melegenda di Minangkabau (Bundo Kanduang, Dang Tuanku, Rajo Mudo, Puti Bungsu, dan Cindua Mato). Namun yang terpenting jejak yang ditinggalkan Bundo Kanduang di Nagari Lunang adalah pengaruh Mande Rubiah di tengah-tengah masyarakat yang semakin mengukuhkan bahwa beliau benar-benar sebagai penerus kebesaran tahta Ratu Minangkabau.

sumber artikel Tour.com

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More